Dituding Langgar SOP, Pihak KM Sabuk Nusantara 85 Tegaskan Keselamatan Penumpang Terjamin

REDAKSI

Selasa, Desember 30, 2025

Lebih kecil
Bawaan
Lebih besar

KM Sabuk Nusantara 85

AMANAH INDONESIA, SELAYAR -- Manajemen KM Sabuk Nusantara 85 membantah tudingan dugaan pelanggaran standar operating procedure (SOP) keselamatan pelayaran yang sebelumnya diungkap oleh Lembaga Pemerhati dan Advokasi Rakyat.

Pihak kapal menegaskan bahwa seluruh aktivitas pelayaran telah dijalankan sesuai ketentuan yang berlaku.

Kapten KM Sabuk Nusantara 85, Gasfar Lengari, menandaskan bahwa muatan kapal pada pelayaran Minggu malam, 29 Desember, masih berada dalam batas toleransi yang diizinkan serta telah disesuaikan dengan ketersediaan alat keselamatan pelayaran di atas kapal.

Ia juga menjelaskan bahwa kondisi cuaca pada saat keberangkatan relatif stabil dan sama sekali tidak membahayakan keselamatan penumpang selama perjalanan.

Situasi tersebut turut menjadi dasar dikeluarkannya Surat Persetujuan Berlayar (SPB) oleh otoritas Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Jampea.

Menurut Gasfar Lengari, pihak manajemen kapal senantiasa mengedepankan prinsip dasar keselamatan dan kenyamanan penumpang selama pelayaran menuju Pelabuhan Rauf Rahman Benteng. Hal itu, kata dia, tercermin dari berfungsinya seluruh fasilitas kapal secara normal.

Seluruh fasilitas pendingin udara atau air conditioner (AC) di atas kapal disebut beroperasi dengan baik selama perjalanan. Selain itu, manajemen kapal juga secara rutin menyediakan ruang khusus bagi bayi dan ibu menyusui pada setiap jadwal pelayaran.

Gasfar menambahkan, tidak terdapat keluhan dari penumpang terkait kondisi pengap atau sesak selama pelayaran. Bahkan, pihak kapal tetap memberikan layanan pemanfaatan ruang hospital bagi dua orang pasien rujukan asal pulau yang membutuhkan penanganan khusus.

Menanggapi tudingan terkait banyaknya penumpang yang duduk di dek bagian atas kapal, Gasfar Lengari menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kebiasaan yang kerap dilakukan oleh pengguna jasa pelayaran.

Ia menyebutkan, sosialisasi dan larangan untuk menempati dek bagian atas kapal telah berulang kali disampaikan oleh pihak manajemen bersama petugas otoritas Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Selayar menjelang keberangkatan kapal.

Namun demikian, imbauan tersebut kerap tidak diindahkan oleh penumpang yang tetap berjubel memilih duduk di dek bagian atas kapal. Hal itu disampaikan Gasfar Lengari saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon seluler, Selasa (30/12) petang.

*LAPORAN : Fadly