Sosial Media
0
News
    Home Guru Sekolah Rakyat Sulsel Takalar Wajo

    Guru Sekolah Rakyat di Sulsel Mengundurkan Diri

    2 min read

    Aktivitas sarapan pada asrama Sekolah Rakyat UPT Sentra Wirajaya Makassar, Selasa (5/08/2025). (ANTARA/HO-Kepala UPT Sentra Wirajaya Makassar)

    AMANAH INDONESIA, SULSEL --Sejumlah guru Sekolah Rakyat di Sulawesi Selatan (Sulsel) memutuskan mengundurkan diri menjelang dimulainya kegiatan belajar-mengajar pada 15 Agustus 2025. 

    Pengunduran diri ini terjadi di beberapa daerah seperti Kabupaten Wajo dan Takalar, dengan alasan beragam, mulai dari jarak domisili hingga persoalan keluarga.

    Di Kabupaten Wajo, Empat Guru Mundur

    Kepala Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) Wajo, Asri, mengungkapkan bahwa empat guru di SRT Wajo memilih untuk mundur dari tugas mereka. Alasan yang disampaikan antara lain karena jarak domisili yang jauh, dengan sebagian besar guru berasal dari Pulau Jawa. 

    "Ada empat orang mengundurkan diri dan satu slot memang belum terisi dari pusat," ujar Asri. Keempat guru tersebut mengajar di mata pelajaran Bimbingan Konseling (BK), Ekonomi, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Pendidikan Agama Islam.

    Sekolah ini direncanakan baru akan memulai aktivitas belajar pada 15 Agustus 2025, dimulai dengan kegiatan Masa Perkenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Meskipun kekurangan tenaga pengajar, pihak sekolah telah menyiapkan 15 tenaga pengajar lainnya untuk menyambut 50 siswa baru di masing-masing jenjang SMP dan SMA.

    Pengunduran Diri di Takalar

    Di Kabupaten Takalar, satu guru Sekolah Rakyat tingkat SMP juga mengundurkan diri sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Guru agama yang mengundurkan diri tersebut menyatakan alasan keluarga sebagai penyebab, karena memiliki anak kecil yang perlu diurus. "Penggantinya sudah ada, jadi tidak ada kendala," kata Kepala UPT Pangurangi Takalar Kemensos, Cecep Sulaeman.

    Di tingkat SMA Takalar, pengunduran diri juga terjadi pada lima guru, terdiri dari guru agama, seni budaya, ekonomi, dan dua orang guru teknik komputer. Mayoritas dari mereka berasal dari Jawa Timur dan Yogyakarta, yang menjadi alasan utama pengunduran diri mereka.

    Solusi dan Penggantian Guru

    Meski proses belajar mengajar sudah dimulai, baik di Wajo maupun Takalar, kekurangan tenaga pengajar masih bisa diatasi sementara waktu melalui koordinasi dengan pihak Kementerian Sosial (Kemensos). Di Kabupaten Takalar, kegiatan matrikulasi seperti penguatan literasi dan tes talenta masih berjalan meskipun kekurangan tenaga pengajar.

    Pihak Kemensos telah menginformasikan bahwa proses seleksi untuk penggantian guru masih terus berlangsung hingga 7 Agustus, dan mereka berkomitmen untuk segera memenuhi kebutuhan tenaga pengajar di kedua daerah tersebut. (*)

    Additional JS